Memilih software CRM pasti bukan perkara mudah. Dengan begitu banyak opsi di pasar, setiap platform menawarkan keunggulan dan janji yang sekilas mirip.
Dari banyaknya vendor pengembang aplikasi CRM, dua nama besar yang sering muncul dalam benak bisnis modern adalah Zoho CRM dan Salesforce. Keduanya dikenal mampu membantu bisnis mengelola hubungan pelanggan, meningkatkan produktivitas tim penjualan, dan menghadirkan customer experience, alias pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan.
Di balik kesamaan tujuan yang mereka tawarkan, terdapat perbedaan signifikan dalam hal pendekatan, harga, dan fleksibilitas yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan.
Blog terkait:
Cara Memilih Software CRM yang Tepat untuk Bisnis
Update Terbaru, Apa Itu Lead dan Apa Bedanya dengan Prospek dan Kontak?
Perbedaan Zoho CRM dengan Salesforce
Mari kita bahas perbedaan software CRM Zoho dan Salesforce.
1. Dua kelas berat, dua filosofi berbeda
Salesforce dan Zoho CRM sama-sama kaya akan fitur. Bedanya, Salesforce lahir dari segmen enterprise dengan pendekatan top-down yang sering menuntut kustomisasi dan tim implementasi khusus.
Zoho CRM menawarkan pendekatan lebih ringan, yaitu sistem siap pakai untuk UKM hingga enterprise, dengan fokus pada kemudahan adopsi dan ongkos total kepemilikan (Total Cost of Ownership) yang lebih efisien.
Walau beberapa industri tetap memerlukan kustomisasi, namun kustomisasi di Zoho CRM relatif tidak serumit beberapa software serupa.
Terlebih, Zoho hadir dengan menawarkan Canvas, fitur kustomisasi tampilan drag-and-drop, plus ekosistem dan integrasi dengan lebih dari 45 aplikasi Zoho, serta komitmen tanpa biaya tersembunyi dan tanpa kontrak yang mengikat.
2. Harga & total biaya kepemilikan (TCO)
Di masa yang sangat kompetitif seperti sekarang, faktor biaya tentu menjadi alasan utama bisnis dalam memilih vendor, termasuk juga vendor sistem CRM.
Harga Zoho CRM dimulai dari Rp190 ribuan/pengguna/bulan hingga paket terlengkapnya di harga Rp710 ribuan/pengguna/bulan. Bahkan, untuk bisnis yang baru merintis atau baru berkenalan dengan konsep software CRM, Zoho juga menawarkan uji coba 15 hari, bahkan menyediakan software CRM gratis.
Di sisi lain, Salesforce menawarkan paket terendahnya, Sales Cloud, di harga $25/pengguna/bulan dan paket tertinggi di harga $330/pengguna/bulan. Di paket tertinggi ini pengguna baru dapat merasakan seluruh kemampuan Salesforce.
Catatan tambahan, semua harga yang Salsforce tawarkan untuk pasar Indonesia tetap menggunakan Dolar AS. Ini menjadi catatan khusus bagi banyak pengguna lantaran situasi kurs yang makin tidak stabil membuat mereka tidak dapat mengunci di harga tertentu.
Jika kita bandingkan edisi Enterprise keduanya, Salesforce menawarkan harga $165/pengguna/bulan, sedangkan Zoho CRM di edisi Enterprise di banderol dengan harga Rp552 ribu/pengguna/bulan, atau sekitar 30 Dolar AS. Hasilnya, biaya lisensi tahunan bisa berbeda jauh, terpaut 135 Dolar AS per bulan.
Selain lisensi inti, pengguna juga perlu menghitung add-on. Zoho CRM menawarkan lebih banyak fitur bawaan yang sudah termasuk dalam paket. Sedangkan, pada Salesforce perlu SKU tambahan, misalnya paket Digital Engagement untuk live chat.
3. Kecepatan implementasi & pengalaman pengguna
Tim penjualan butuh sistem yang cepat dipakai, bukan proyek IT rumit yang tanpa akhir. Di Salesforce, konsistensi UI/UX kerap menjadi tantangan tersendiri, terutama saat berpindah antara antarmuka lama dan Lightning, sehingga pengguna harus banyak melakukan kustomisasi.
Zoho mengedepankan kemudahan start-to-value, di mana lebih banyak fitur yang siap digunakan. Misalnya fitur Blueprint untuk memetakan proses penjualan secara visual, serta Canvas untuk menata tampilan platform CRM tanpa coding. Hasilnya, onboarding pengguna lebih singkat dan beban change-management berkurang.
Beberapa pengguna Zoho menyatakan bahwa salah satu kelebihan Zoho adalah proses pembelajarannya yang lebih singkat. Artinya, pengguna dapat lebih mudah mengerti alur penggunaan software CRM ini dan menggunakannya lebih cepat.
4. Kustomisasi tanpa drama
Baik Zoho CRM maupun Salesforce mendukung kustomisasi yang mendalam. Bedanya, Zoho menyediakan layout rules bawaan dan opsi kustomisasi “out-of-the-box” (modul kustom, subform, hingga Canvas). Sehingga banyak skenario kerja yang bisa dilakukan tanpa integrasi tambahan atau solusi berbasis kode.
Di Salesforce, untuk membuat dynamic layout biasanya membutuhkan integrasi atau pendekatan berbasis kode, meski Lightning App Builder sangat fleksibel. Artinya, jika Anda minim pengalaman coding, Anda akan kesulitan melakukan kustomisasi.
McEasy, salah satu perusahaan software logistik dan transportasi di Indonesia menyatakan bahwa kebutuhan kustomisasi mereka terbilang besar karena industri logistik dan transportasi merupakan industri yang unik.
"Kami berhasil membangun SOP sesuai dengan kebutuhan untuk tim sales kami di Zoho CRM," ungkap Grady Kusmulyadi, Chief Product Officer McEasy saat bertemu Zoho.
Baca juga:
5. Otomasi proses penjualan
Kedua software CRM kenamaan ini sudah dilengkapi workflow yang mumpuni. Bedanya, Zoho menawarkan pembuatan alur kerja dengan menggunakan kemampuan drag-and-drop yang intuitif ditambah Macros untuk mengatur email secara otomatis telah tersedia di semua edisi.
Selain Macros, Zoho CRM juga menyediakan Blueprint untuk proses kerja yang berulang. Ini memudahkan tim sales membangun otomasi yang stabil tanpa ketergantungan berlebih terhadap developer.
6. AI & kecerdasan penjualan: Zia vs Einstein
Zia, asisten berbasis AI dari Zoho membantu menilai lead terbaik, memprediksi potensi suksesnya sebuah penjualan, mendeteksi anomali, menyarankan waktu terbaik menghubungi calon pelanggan, hingga pengayaan data untuk keputusan harian di tim sales.
Di sisi lain, Salesforce memiliki Einstein, asisten berbasis AI yang mereka buat sendiri. Einstein dikenal tangguh dan memiliki banyak fitur canggih namun kerap membutuhkan kustomisasi tingkat lanjut serta biaya tambahan untuk menyamai cakupan fitur standar Zia.
7. Omnichannel & kolaborasi
Di beberapa paket dalam sistem CRM buatan Zoho, pengguna dapat menyatukan interaksi lintas kanal, mulai dari email, telepon/PBX, media sosial, dan live chat agar percakapan tetap kontekstual dan terdokumentasi di satu tempat.
Di Salesforce, live chat dan fungsionalitas sosial tertentu belum termasuk dalam rangkaian paket (misalnya Digital Engagement atau Social Studio). Pengguna tentu harus menambah biaya dan integrasi lanjutan. Untuk tim yang ingin cepat bergerak tanpa harus berurusan dengan banyak vendor, Zoho terasa lebih ringkas.
8. Marketing & revenue ops
Di Zoho CRM, Anda bisa kirim email massal, menjalankan marketing campaign, melakukan segmentasi, menghubungkan Google Ads (AdWords integration), semua tanpa biaya tambahan.
Di Salesforce Sales Cloud, fungsi pemasaran yang lebih mendalam seperti nurturing, survei, dan analitik kampanye umumnya memerlukan biaya tambahan hingga menyentuh $2.000+/bulan, tergantung pemakaian.
9. Nilai perusahaan
Faktor terakhir ini memang tak berkaitan langsung dengan bisnis pengguna CRM, namun tetap penting menjadi pertimbangan sebelum memilih software yang tepat.
Tidak seperti banyak vendor software CRM lain, Zoho memilih bertumbuh tanpa pendanaan eksternal sejak awal. Sikap bootstrapped ini memberi keleluasaan dalam pengembangan produk yang berpihak ke pengguna, bukan ke target valuasi, dan menjaga fokus jangka panjang alih-alih “growth at all costs”.
Bahkan media seperti TechCrunch pernah mengulas bagaimana Zoho mencapai pendapatan >$1 miliar tanpa sepeser pun investasi dari luar.
Kemandirian ini juga berkait erat dengan komitmen etis Zoho terhadap privasi. Zoho tidak menjual data pengguna, termasuk perilaku pengunjung situs web Zoho, ke pihak lain.
Bahkan, paket software CRM gratis yang Zoho tawarkan benar-benar dapat dinikmati tanpa harus berurusan dengan banyaknya iklan atau khawatir Zoho menjual data Anda.
FAQ Singkat
Apakah Zoho CRM alternatif Salesforce?
Ya. Zoho CRM menawarkan fitur inti di sebuah aplikasi CRM, seperti leads, deals, otomatisasi, analitik, omnichannel dengan biaya dan kompleksitas implementasi, yang umumnya, lebih rendah, plus ekosistem ke software bisnis lainnya yang luas.
Seberapa besar selisih harga Zoho CRM dengan Salesforce?
Patokan edisi Enterprise: Zoho CRM $40–$50/pengguna/bulan, Salesforce $165/pengguna/bulan. Pada skala puluhan hingga ratusan pengguna, selisih tahunannya akan sangat signifikan.
Apa keunggulan Zia dibanding Einstein?
Banyak kemampuan Zia, seperti prediksi konversi penjualan, anomali, best time to contact, dan enrichment sudah disediakan sebagai fitur standar, sedangkan di Salesforce, sejumlah kemampuan canggih biasanya terbatas komponen atau berbiaya tambahan.
Apakah Zoho CRM memiliki live chat & media sosial tanpa add-on mahal?
Ya. Integrasi live chat dan media sosial dibundel di paket tertentu, sedangkan di Salesforce umumnya perlu add-on seperti Digital Engagement/Social Studio.
Ada free trial? Ada kontrak?
Zoho menyediakan uji coba 15 hari dan menegaskan tidak ada biaya tersembunyi/kontrak. Cocok untuk proof-of-concept cepat.
Kesimpulan: Pilih Software CRM yang Selaras dengan Strategi, Bukan Sekadar Fitur
Salesforce dan Zoho CRM sama-sama software CRM tangguh, namun filosofi keduanya berbeda. Jika Anda mencari time-to-valuei yang cepat, TCO yang rasional, ekosistem terpadu, serta AI praktis yang siap dipakai tanpa banyak add-on, Zoho CRM akan menjadi pilihan yang lebih tepat.
Sebaliknya, Salesforce masuk akal bila organisasi Anda sudah terkunci di ekosistemnya atau membutuhkan kustomisasi sangat spesifik dan memiliki anggaran implementasi yang cukup.
Comments