Mengetahui kepribadian kandidat bisa membantu Anda sebagai rekruter untuk lebih memahami bagaimana gaya berkomunikasi, cara memotivasi, dan etos kerja dari para kandidat.
Meskipun mengetahui kepribadiannya, Anda tidak bisa terpaku pada hal tersebut. Sebaiknya, gunakan saja sebagai gambaran umum untuk memprediksi bagaimana sifat-sifatnya ketika bekerja nanti.
Sebagai rekruter, Anda bisa menyediakan Tes Kepribadian untuk menilai tidak hanya berdasarkan CV-nya. Tes Kepribadian yang paling umum biasanya menggunakan MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator yang membagi kepribadian menjadi 16 tipe.
Mengapa Tes Kepribadian Penting?
Rekruter tentu tidak ingin merekrut orang yang ternyata tidak cocok dengan budaya atau kebutuhan di perusahaan. Dengan tes kepribadian ini, kita bisa memperkecil risiko tersebut.
Berdasarkan survey SHRM, sebanyak 32% rekruter menggunakan tes kepribadian dan perilaku saat mengisi posisi tingkat tinggi.
Jika digunakan dengan tepat, rekruter bisa memahami kualitas kandidat seperti:
- Kemampuan beradaptasi
- Potensi kepemimpinan
- Gaya pengambilan keputusan
- Kecocokan dengan tim dan budaya perusahaan
Tes ini membantu memastikan kandidat yang direkrut benar-benar tepat dan bisa bertahan lama, terutama untuk posisi yang sulit diisi atau tim yang dinamis.
Baca juga:
Sejarah, Manfaat, dan Daftar Cuti Bersama di Paruh Kedua Tahun 2025
Mengenali 16 Tipe Kepribadian Berdasarkan MBTI
MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator adalah tes kepribadian yang sudah tidak asing bagi banyak orang. MBTI sangat membantu untuk memahami diri sendiri maupun orang lain.
Biasanya, tes ini berbentuk kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur preferensi dalam cara berpikir, mengambil keputusan, berinteraksi, dan memahami dunia.
Ada 4 preferensi utama dari MBTI, yaitu:
- Ekstrovert (E) vs. Intovert (I)
- Sensing (S) vs. Intuition (N)
- Thinking (T) vs. Feeling (F)
- Judging (J) vs. Perceiving (P)
Kombinasi dari preferensi ini membentuk 16 tipe kepribadian yang masing-masing memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri.
a. Analyst
The Analyst lebih condong mengandalkan Intuition (N) dan Thinking (T). Orang-orang denga kepribadian ini biasanya ahli memecahkan masalah yang kompleks, berpikiran maju, dan mengambil keputusan berdasarkan logika.
Mereka berkembang di lingkungan yang mendorong ide-ide baru, eksperimen, dan perbaikan sistem. Analyst lebih menyukai penghargaan atas pencapaian dan budaya kerja yang inovatif, daripada rutinitas dan pengawasan berlebihan.
b. Diplomat
Diplomat adalah mereka yang lebih mengutamakan Intuition (N) dan Feeling (F). Biasanya mereka cenderung bertindak berdasarkan visi, nilai-nilai inti, dan keinginan kuat untuk membantu orang lain.
Diplomat unggul di lingkungan kerja yang memberikan makna, di mana kontribusi mereka bisa menginspirasi perubahan. Bagi mereka tujuan lebih penting daripada keuntungan.
c. Sentinel
Tipe sentinel memiliki kombinasi antara Sensing (S) dan Judging (J). Orang-orang dengan kepribadian ini lebih menghargai struktur, konsistensi, kepercayaan, dan integritas.
Mereka biasanya akan berkembang di lingkungan kerja yang tertata rapih dan memiliki harapan serta aturan yang jelas.
d. Explorer
Tipe Explorer adalah tipe kepribadian yang digerakkan oleh Sensing (S) dan Perceiving (P). Mereka berani, fleksibel, dan berorientasi pada tindakan. Explorer unggul di lingkungan kerja yang dinamis dan cepat berubah, serta mampu memberikan solusi secara langsung dan tepat waktu.
Gunakan Asesmen untuk Memahami, Bukan Menghakimi
Karyawan cenderung akan bekerja secara maksimal ketika kepribadian, nilai, dan minat mereka selaras dengan pekerjaan yang dijalani.
Personalisasi pertanyaan wawancara berdasarkan tipe kepribadian kandidat dan analisis jawaban mereka untuk memahami lebih dalam motivasi serta ketertarikan mereka di dunia kerja.
Langkah ini membantu Anda meningkatkan retensi, memastikan kandidat mudah beradaptasi dalam tim, dan cocok dengan budaya perusahaan.
Comments