Setiap bisnis pasti memiliki aset yang mendukung operasionalnya mulai dari komputer di meja kerja, kendaraan operasional, hingga furnitur kantor. Semua ini bukan sekadar pembelian, tetapi investasi jangka panjang yang membantu bisnis tumbuh.
Mengelola aset perusahaan ini biasa disebut akuntansi aset tetap atau fixed asset accounting yaitu proses mencatat, melacak, menghitung penyusutan (depresiasi), hingga menghapus aset dari pembukuan ketika sudah tidak digunakan lagi.
Akuntansi aset tetap dapat dilakukan dengan lebih baik lagi menggunakan software akuntansi. Proses ini membantu Anda memahami bagaimana investasi tersebut berkontribusi terhadap nilai nyata bisnis Anda.
Aset Tetap adalah Tulang Punggung Bisnis!
Aset tetap adalah properti yang digunakan bisnis untuk jangka waktu panjang dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Aset ini akan digunakan untuk mendukung produksi barang, layanan, atau kegiatan operasional.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari aset tetap sebuah perusahaan:
- Bangunan dan lahan
- Mesin dan peralatan
- Furnitur dan perlengkapan kantor
- Kendaraan operasional
- Komputer dan perangkat elektronik
Karena digunakan dalam jangka waktu yang lama, aset tetap dicatat di neraca (balance sheet), tetapi bukan langsung sebagai biaya. Nilainya akan disusutkan secara bertahap selama umur penggunaannya. Sehingga laporan keuangannya menunjukkan nilai aset yang benar-benar "terpakai" setiap tahunnya.
Kapan Suatu Pengeluaran Dicatat Sebagai Aset?
Tidak semua pembelian bisa langsung dikategorikan sebagai aset tetap. Ketika bisnis membelanjakan anggarannya, Anda perlu menentukan apakah pengeluaran itu dikapitalisasi (sebagai aset) atau langsung dibebankan (sebagai biaya).
Berikut ini adalah perbedaan biaya yang dikapitalisasi dengan biaya yang langsung dibiayakan:
Biaya yang dikapitalisasi
Menurut standar IFRS dan GAAP, biaya dikapitalisasi jika menghasilkan manfaat ekonomi di masa depan, seperti:
- Harga pembelian (setelah diskon)
- Pajak dan bea masuk
- Biaya pengiriman, instalasi, dan pengujian
- Honor profesional atau teknis terkait pemasangan
Seluruh komponen di atas ini disebut juga sebagai biaya perolehan aset atau capitalized cost.
Biaya yang langsung dibebankan
Misalnya, ada properti kantor yang membutuhkan pemeliharaan rutin, perbaikan kecil atau biaya operasional sehari-hari tetapi tidak menambah ukur aset, maka itu termasuk ke dalam biaya yang langsung dibebankan.
Banyak juga perusahaan yang menetapkan batas kapitalisasi, sehingga pembelian di bawah nominal itu tidak dianggap sebagai aset tetap, agar pencararan tetap relevan dan efisien.
Memahami Depresiasi dari Aset Tetap
Setiap aset yang ada di perusahaan pasti akan berkurang nilainya seiring berjalannya waktu. Nah, berkurangnya nilai ini adalah depresiasi yang perlu dicatat supaya laporan keuangan mencerminkan penurunan nilai aset yang realistis.
Jadi, depresiasi dalah penurunan nilai aset tetap dari waktu ke waktu selama masa penggunaan. Metode yang paling umum digunakan adalah garis lurus (straight-line), di mana biaya aset dibagi rata tiap tahun.
Contoh:
Jika Anda membeli mesin senilai Rp 300 juta dan berencana menjualnya kembali Rp30 juta setelah 5 tahun, maka depresiasi tahunannya:
(300 – 30) ÷ 5 = Rp 54 juta per tahun
Jadi, beban depresiasi tahunan dari mesin tersebut adalah sebesar Rp 54 juta/tahun.
Adapun metode lainnya yang digunakan untuk menghitung depresiasi adalah declining balance atau units of production. Metode ini digunakan jika aset kehilangan nilai lebih cepat atau tergantung pada frekuensi pemakaian.
Baca juga:
Cash Basis Vs. Accrual Basis dalam Akuntansi: Mana yang Cocok untuk Bisnis Anda?
Masih Pakai Cara Manual? Ini 10 Alasan Beralih ke Software Akuntansi Berbasis Cloud!
Bagaimana Jika Nilai Aset Turun Lebih Cepat?
Aset yang ada di perusahaan bisa kehilangan nilai lebih cepat karena rusak atau munculnya teknologi baru. Penurunan aset dengan cepat ini disebut impairment (penurunan nilai).
Menurut IFRS, Anda harus membandingkan antara carrying value dengan recoverable value. Jika carrying value lebih tinggi, maka selisihnya dicatat sebagai kerugian penurunan nilai atau impairment loss.
IFRS juga mengizinkan revaluasi aset jika nilai pasar bisa diukur dengan andal. Sementara GAAP tidak memperbolehkan kenaikan nilai, jadi hanya mencatat berdasarkan biaya historis.
Capital Expenditure vs. Operating Expense: Apa Bedanya?
Dalam laporan keuangan, Anda akan sering bertemu dengan dua istilah ini yaitu, Capital expenditure (Capex) dan Operating expense (Opex). Jadi, apa perbedaan keduanya?
Capital expenditure adalah pengeluaran untuk menciptakan atau meningkatkan aset jangka panjang, seperti membeli mesin baru atau renovasi kantor. Sederhananya, Capex berkaitan dengan pengeluaran untuk memperpanjang umur aset atau meningkatkan nilainya.
Operating expense adalah biaya operasional harian seperti gaji, sewa, listrik, dan perbaikan kecil. Jadi, Opex ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga aset agar tetap berfungsi.
Aturan Akuntansi Aset Tetap menurut IFRS dan GAAP
IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar global yang menekankan transparansi dan nilai wajar. Sementara, GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) adalah standar akuntansi US yang fokus pada konsistensi dan nilai historis.
Meskipun keduanya sama-sama mengatur tentang akuntansi, tetapi keduanya memiliki beberapa perbedaan penting dalam penerapannya:
| Konsep | IFRS | US GAAP |
| Revaluasi | Diperbolehkan jika nilai wajarnya bisa diukur secara andal | Tidak diperbolehkan |
| Impairment reversal | Diperbolehkan (kecuali untuk goodwill) | Tidak diperbolehkan |
| Depresiasi komponen | Wajib dilakukan untuk komponen utama aset | Opsional |
| Dasar pengukuran | Biaya perolehan atau model revaluasi | Hanya biaya historis |
Apa pun standar yang digunakan, hal terpenting adalah memiliki kebijakan kapitalisasi yang jelas untuk aset tetap. Tentukan juga batas kapitalisasi, pilih metode penyusutan, dan terapkan secara konsisten.
- Goodwill adalah selisih lebih harga pembelian saat akuisisi dibandingkan nilai aset bersih perusahaan yang diakuisisi. Goodwill tidak disusutkan, tetapi harus diuji secara berkala untuk melihat apakah nilainya menurun (impairment test).
- Dalam IFRS, depresiasi komponen adalah bagian utama dari suatu aset yang memiliki umur manfaat berbeda harus disusutkan secara terpisah.
- Dasar pengukuran adalah aset dapat dinilai menggunakan biaya historis, biaya kini, atau nilai wajar, tergantung metode yang paling mencerminkan nilai sebenarnya.
Menyederhanakan Proses dengan Software Akuntansi
Rutinitas akuntansi seperti melacak setiap pembelian, menghitung depresiasi, dan memperbarui daftar aset secara manual bisa memakan waktu dan rentan kesalahan.
Inilah peran penting dari software akuntansi seperti Zoho Books untuk mengelola aset tetap. Software akuntansi dapat membantu tim akuntansi untuk mengelola aset tetap mulai dari mencatat semua detail aset tetap, menghitung depresiasi secara otomatis dengan metode garis lurus atau saldo menurun, melacak pelepasan aset serta menghitung laba secara otomatis, dan menyediakan laporan yang lengkap.
Dengan software akuntansi, bisnis tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga memastikan kepatuhan dan akurasi keuangan tetap terjaga.
Kesimpulan
Akuntansi aset tetap bukan sekadar urusan angka, ini tentang memahami bagaimana investasi jangka panjang Anda mendukung pertumbuhan bisnis.
Dengan solusi seperti Zoho Books, Anda dapat menyederhanakan proses, memantau kinerja aset, dan membuat keputusan cerdas tentang kapan harus memperbaiki, mengganti, atau menambah aset baru.
Saat tools seperti Zoho Books menangani urusan teknisnya, Anda bisa fokus pada hal yang paling penting yaitu mengembangkan bisnis Anda.

Comments